Setiap hari, segenap manusia di dunia bekerja untuk
mendapatkan nafkah/ pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis mata
pencaharian yang dilakukan menjadi tolok ukur besarnya nafkah yang diperoleh.
Mata pencaharian baik membutuhkan kemampuan yang mumpuni. Kemampuan tersebut
biasanya diperoleh dari pendidikan dan pelatihan. Sehingga, pada saat ini
banyak lapangan pekerjaan yang membutuhkan calon pekerja yang berpendidikan
tinggi dan mempunyai skill yang baik.
Hal ini jelas karena tuntutan zaman yang semakin tinggi dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, ideologi negara sebagai dasar
berbagai sektor kenegaraan juga mempengaruhi lapangan pekerjaan yang tersedia.
Namun, apabila kita melihat
kenyataan di dunia ini, tidak semua orang memiliki kemampuan yang dibutuhkan
dalam menjawab tantangan zaman ini. Mereka yang memiliki masalah dalam hidupnya
yang menyebabkan hilangnya pekerjaan yang layak demi memenuhi kebutuhan hidup
harus berjuang melalui cara yang kurang layak. Selain mereka yang kehilangan
pekerjaan yang layak, banyak orang juga mempunyai masalah lain seperti masalah
keluarga, ekonomi, negara, dan keadaan alam. Hal-hal tersebut membuat mereka
kehilangan banyak harta dan jatuh miskin.
Kaum miskin selalu menjadi topik
pembicaraan dunia. Hal ini jelas bahwa kaum miskin sering tidak mendapat perhatian
dari pihak sekitar. Kendati ingin berusaha, harta saja sanat minim, bagaimana
kaum miskin dapat keluar dari garis kemiskinan lewat usaha mereka? Dar kasus
inilah, muncul pemikiran bahwa kaum miskin tidak serta merta malas dalam
berusaha atau bekerja. Akan tetapi, kaum miskin juga manusia yang adalah
makhluk sosial. Kaum miskin juga membutuhkan dukungan dan keberpihakkan.
Dukungan dan keberpihakkan yang dimaksud adalah semacam usaha sinergis dalam
mengurangi angka kemiskinan yang secara realita sering terjadi.
Keberpihakkan terhadap kaum miskin
menjamin suatu kesalehan sosial yang kini kian sulit tertanam dalm diri tiap
manusia. Hal ini disebabkan banyaknya orang zaman sekarang yang mementingkan
kepentingan diri sendiri/ golongan tertentu daripada mementingkan kepentingan
orang lain khususnya orang yang menderita dan berkekurangan.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, miskin berarti tidak berharta; serba kekurangan (berpenghasilan
sangat rendah). Hal ini menunjukkan bahwa Orang Indonesia memahami kemiskinan
sebagai keadaan di mana seseorang tidak mempunyai harta benda dan serba
kekurangan. Sehingga kaum miskin dipandang tidak dapat berbuat banyak, karena
tidak mempunyai apa-apa.
Terkait dengan keberpihakkan dengan orang miskin, negara pun
telah berusaha mengangkat persamaan masyarakat (keadilan). Hal ini bertujuan
agar tidak ada pembedaan antara kaum miskin dan kaum kaya. Hal ini tertuang
pada sila kelima Pancasila; yakni “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.” Menurut Romo Gani, hal kesejahteraan sosial tersebut belum terwujud
pada negara ini, masih menjadi cita-cita. Beliau berkata bahwa keadilan dapat
diwujudkan apabila kita sungguh-sungguh mau memperjuangkannya. Selain itu,
dalam wawancara yang dimuat website www.berdikarionline.com, Romo Gani
menuturkan bahwa keserakahanlah yang membuat Negara Indonesia menjadi
carut-marut. Orang yang sudah berkecukupan memakan sesamanya tanpa mempedulikan
sesamanya yang menderita. Keserakahan inilah yang membuat korupsi merajalela.
Kini, masih banyak orang yang kurang peduli terhadap kaum
miskin. Menurut Eric Russ, terdapat beberapa sebab kurang pedulinya seseorang
terhadap kaum miskin. Hal tersebut antara lain: sikap masa bodoh, kurangnya
pemahaman teologis, dosa, dan kompensasi yang berlebihan. Kurangnya pemahaman
teologis menyebabkan seseorang salah menafsirkan ajaran agamanya. Biasanya
banyak orang berpikir bahwa dunia ini kejam dan tidak perlu memperhatikan dunia
fisik.
Melalui serangkaian penjelasan tersebut, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa untuk mencapai kesalehan sosial dibutuhkan kepedulian
khususnya pada kaum miskin atau kaum yang terpinggirkan. Selain kepedulian,
setiap manusia membutuhkan pemahaman teologis yang benar terhadap ajaran
agamanya. Hal ini bertujuan agar Ia merasakan kasih yang dari Tuhan yang
tertuang dalam ajaran agama dan dilakukan dalam kehidupan nyata.
Sumber:
Russ,
Eric. 2014. Social Concern – Caring for
the Poor and Marginalized. (http://www.discipleshipdefined.com/resources/)
(Online). Diakses tanggal 14 Oktober 2014.
Tanpa nama. 2015. Romo Gani: Gereja Harus Terlibat Dalam Perjuangan Kaum Miskin dan
Tertindas. (http://www.berdikarionline.com/romo-gani-gereja-harus-terlibat-dalam-perjuangan-kaum-miskin-dan-tertindas/)
(Online). Diakses tanggal 24 Desember 2015.