PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Siang bolong, Anda pulang dari tempat
kerja. Kebetulan, kendaraan yang Anda punya hanya sepeda motor. Anda pun pulang.
Ketika di perjalanan, Anda merasa tidak ada yang panas. Namun, sesampainya di
rumah, Anda kaget karena tubuh Anda berkeringat dan merasakan udara panas. Anda
pun langsung menyalakan AC dan minum minuman yang dingin dari kulkas. Tapi,
biar cepat dingin, pintu kulkas Anda dibiarkan terbuka. Karena tubuh Anda capek
dan ingin istirahat, Anda pun tertidur dengan lelap diwarnai kenyamanan akan
kesejukan udara. Saking capeknya, Anda baru bangun ketika malam hari.
Ketika malam hari pun Anda akan tidur malam. AC pun Anda nyalakan sampai pagi. Bayangkan,
sudah berapa banyak energi yang terbuang percuma? Dan berapa banyak polusi yang
Anda sumbangkan terhadap lingkungan?
Sepintas, hal-hal tersebut Anda anggap sepele.
Namun, hal-hal tersebut hanya akan menimbulkan permasalahan lingkungan hidup.
Permasalahan lingkungan hidup, mendapat perhatian yang besar di hampir semua
negara. Di Indonesia, perhatian tentang lingkungan hidup telah mulai muncul di
media massa sejak tahun 1960-an. Pada umumnya berita tersebut berasal dari
dunia barat yang dikutip oleh media massa kita. Oleh karena itu berasal dari
dunia barat, masalah yang diliput oleh media massa adalah terutama yang
mengenai pencemaran terhadap ekologi.
Lingkungan hidup sendiri berarti ruang
yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di
dalamnya. Lingkungan hidup dan ekologi merupakan dua sejoli yang tak dapat
dipisahkan layaknya kembar siam. Ekologi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni
oikos yang berarti rumah, dan logos yang berarti ilmu. Karena
itu, ekologi secara harafiah berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya
atau ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (Soemarwoto, 1926). Menurut
pendapat Odum (1993), Ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi
ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya.
Kalau bicara tentang ekologi dan
permasalahan lingkungan, pasti yang ada dalam benak Anda yaitu hutan. Mungkin
yang Anda tahu hutan itu cuma pohon-pohon yang dalam suatu tempat. Tapi,
faktanya hutan itu bukan hanya mengandung pohon-pohon aja, lho. Menurut
UU RI No. 41 Tahun 1999, Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan juga
merupakan lapangan yang ditumbuhi pepohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan
hidup alam hayati beserta alam lingkungannya atau ekosistem (Kadri dkk.,
1992). Ada juga yang mengatakan bahwa hutan adalah masyarakat tetumbuhan yang
yang dikuasai atau didominasi oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan
yang berbeda dengan keadaan di luar hutan (Soerianegara dan Indrawan, 1982).
Tak ketinggalan Arief (1994) yang mengemukakan bahwa hutan adalah masyarakat
tetumbuhan dan binatang yang hidup dalam lapisan dan di permukaan tanah dan
terletak pada suatu kawasan, serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang
berada dalam keseimbangan dinamis. Tuh kan, hutan itu mengandung banyak
keluarga dan kerabat-kerabatnya lho.
Nah, unsur-unsur lingkungan tadi
seolah-olah menggandeng tangan kita dan membawa kita keliling dunia. Mereka curhat kepada kita kalau mereka sedang galau memikirkan
keadaan saudara-saudara mereka yang dicemari oleh ulah manusia. Erosi dan curah hujan yang
tinggi; sampah buangan manusia dari
rumah-rumah atau pemukiman penduduk; zat kimia dari lokasi rumah
penduduk, pertanian, industri dan sebagainya. Hal tersebut cukup melukai
mereka terutama air dan tanah. Lingkungan telah menegur manusia lewat
beberapa bencana alam. Namun, manusia tetap mengabaikannya. Hari semakin hari,
polusi semakin bertambah. Hal inilah yang menyebabkan efek rumah kaca.
Pada waktu sinar matahari mengenai tanah,
tanah itu menjadi panas. Panas dipancarkan kembali ke atmosfer sebagai
gelombang panas, yaitu sinar infra-merah. Di dalam atmosfer terdapat berjenis
molekul gas yang dapat menyerap gelombang infra-merah. Karena penyerapan
gelombang panas itu, suhu atmosfer bumi naik. Kenaikan suhu tersebut disebut
Efek Rumah Kaca (ERK). Pada mulanya, kadar CO2 dalam atmosfer bumi
adalah tinggi. Intensitas ERK pun tinggi sehingga suhu bumi adalah tinggi.
Dengan adanya rosot karbon, kadar CO2 dalam atmosfer turun. Intensitas
ERK pun menurun menjadi seperti yang kita kenal sekarang. Karena hutan
merupakan rosot karbon yang sangat penting, hutan menjadi salah satu pengatur
ERK.
Tetapi dengan pertumbuhan jumlah penduduk,
banyak hutan yang ditebang dan dijadikan lahan pertanian dan perternakan serta
pemukiman. Proses penebangan hutan mula-mula terjadi di Eropa. Sejak kira-kira
200 tahun yang lalu penebangan hutan besar-besaran menyusul di Amerika Utara
dengan bermigrasinya orang-orang Eropa ke Amerika Utara untuk pembangunan
pemukiman, pertanian, kawasan industri, dan juga pembalakan komersial. Setelah
Perang Dunia II, penebangan hutan banyak terjadi di daerah tropik yang banyak
disebabkan pula oleh pertumbuhan penduduk.
Dengan menyusutnya luas hutan, kapasitas
rosot karbon pun menurun. Karbon yang terikat dalam biomassa terlepas dari
rosot dalam bentuk CO2 dan masuk ke dalam atmosfer sehingga kadar CO2
dalam atmosfer naik. Kenaikan kadar CO2 dipercepat dengan
berkembangnya teknologi yang menggunakan bahan biomassa fosil, yaitu batu bara,
minyak bumi, dan gas alam, sebagai bahan bakar. Dengan naiknya kadar CO2
dalam atmosfer, kita menghadapi bahaya terjadinya kenaikan intensitas ERK
sehingga suhu di permukaaan bumi akan naik. Inilah yang disebut dengan
pemanasan global atau Global Warming.
Bahaya terjadinya pemanasan global
diperbesar dengan naiknya gas rumah kaca yang lain, terutama Klorofluokarbon
(KFK atau CFC) yang merupakan zat sintetik yang dibuat manusia untuk keperluan
industri. Dampak lain adalah perubahan iklim, yaitu perubahan curah hujan serta
naiknya intensitas dan frekuensi badai. Permukaan laut akan naik sebagian
karena memuainya air laut akibat suhu panas, dan sebagian karena mencairnya es
dan salju abadi di kutub dan gunung-gunung tinggi. Dengan perubahan iklim
pertanian pun juga terpengaruh.
Semua itu dapat dicegah dengan cara-cara
seperti: turunkan suhu AC Anda, gunakan timer untuk menghindari lupa mematikan
AC, gunakan pemanas air tenaga surya, matikan lampu yang tak terpakai dan
jangan biarkan air menetes, gunakan lampu hemat energi, maksimalkan pencahayaan
dari alam, hindari posisi stand by pada alat elektronik, segera cabut apabila
pegisian baterai sudah penuh, kurangi waktu dalam membuka lemari es Anda, jangan membeli
bunga potong, potong makanan dalam ukuran yang lebih kecil, gunakan air dingin
untuk mencuci dan cucilah dalam jumlah banyak, gunakan deterjen dan pembersih
ramah lingkungan, gunakan ulang
perabotan rumah Anda, donasikan mainan yang sudah tidak pantas untuk umur anak
Anda, dan jika menggunakan deodorant atau produk-produk semprot lainnya, jangan
menggunakan aerosol.
Nah, banyak kan akibat-akibatnya kalau kita
tidak peduli terhadap lingkungan. Sebagai manusia yang peduli akan lingkungan,
sebaiknya kita pun ikut ambil bagian dalam penyelamatan bumi kita.
On
the way to PPLH
Seloliman, Trawas
Sabtu,
tanggal 20 Oktober 2012, semua siswa siswi kelas X SMAK St. Albertus Dempo
mengikuti kegiatan studi wisata ke Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup atau yang
biasa disebut PPLH. Kami semua datang ke sekolah sebelum pukul 06.00 pagi,
karena dijadwalkan akan berangkat pukul 06.00.kami semua pun masuk ke bus yang
telah ditentukan sesuai kelompok. Kelompok kami menempati bus 7. Kami pun
berdoa bersama dahulu sebelum berangkat, agar kami sampai di PPLH Seloliman,
Trawas dengan selamat. Selama perjalanan, semua sibuk dengan aktivitas
masing-masing. Ada yang makan, tidur, bercanda, bernyanyi, dan lain-lain. Kayaknya semua menikmati perjalanan
dengan riang. Perjalanan dari SMAK St. Albertus Dempo ke Trawas, kira-kira
ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Selama 2,5 jam, kami melewati kampung-kampung,
sungai, sawah dan hutan. Pemndangan yang jarang kami dapatkan di kota.
Walaupun
bus 7 merupakan bus nomor terakhir, bukan berarti bus 7 adalah yang terakhir, lho. Diantara bus-bus yang lain, bus
kami lah yang paling cepat. Kami tiba di PPLH Seloliman sekitar pukul 09.00.
memasuki kompleks PPLH, kami merasakan udara yang sejuk. Menunggu yang lain
sampai, kami duduk santai sambil ngemil.
Akhirnya bus 5 datang tetapi bus lainnya masih belum datang. Lama-lama menunggu
membuat kami bosan dan menanyakan hal ini pada guru pendamping kami. Katanya, bus yang lain nyasar tak tahu kemana. Lama sekali kami
menunggu bus-bus yang lain, mungkin sekitar 2 jam kami “terlantar” di PPLH
Seloliman. Kira-kira pukul 11.00 bus lainnya datang dan bercerita bahwa mereka nyasar sampai jauh.
Karena
semuanya sudah lengkap, acara pun dimulai dengan sambutan dari pihak PPLH. Kami
diminta untuk baris sesuai dengan kelompok kami masing-masing. Setelah
sambutan, mereka pun mengumumkan pembagian pembina kelompok dan jadwal makan
siang kelompok. Dan masing-masing kelompok harus menentukan ketua kelompok,
kelompok kami diketuai oleh Kevin.
Sejarahnya PPLH
Seloliman, Trawas
PPLH
Seloliman? WOW!
Setelah
menjelaskan tentang asal-mula PPLH Seloliman, Bang Toyib mengajak kami berkeliling
melihat-lihat apa saja yang ada di PPLH ini. Eh, ternyata di PPLH ini juga disediakan penginapan, lho. Penginapannya PPLH nggak kalah bagusnya dengan hotel-hotel
lain dong pastinya. Penginapan PPLH
ini sepintas terlihat seperti sebuah guest
house. Keren kan? Suasana di penginapan ini masih alami dan sangat nyaman
untuk siapapun yang mau menginap di sini. Berminat? Capcusss langsung aja ke
Seloliman, Trawas. Dijamin gak bakal
nyesel deh.
Obat – obat ala PPLH
Seloliman
Di
PPLH ini terdapat banyak sekali Tanaman Obat Keluarga atau yang biasa kita
sebut dengan TOGA. Memang di PPLH ini terdapat ± 410 jenis tanaman obat.
Berikut kami akan memberi beberapa contoh tanaman obat yang ada di PPLH ini
beserta dengan khasiatnya.
1. Bunga pukul empat
2. Bunga merak
3. Pulutan
4. Puring
Global
warming? TIDAAAK!
Setelah
capek berkeliling – keliling, kami
pun makan siang bersama kelompok. Bang Toyib mengumumkan agar setelah makan
siang kami segera berkumpul di perpustakaan mini PPLH untuk menerima materi
pokok kami yaitu GLOBAL WARMING.
Di
perpustakaan, Bang Toyib menjelaskan tentang global warming. Global warming
adalah pemanasan bumi. Memang sekarang ini bumi kita terasa semakin panas dan
tidak nyaman untuk kita melakukan aktivitas sehari-hari. Dan ternyata,
Indonesia menempati urutan ke-delapan dalam penyebab global warming dunia.
Diperkirakan sekitar tahun 2050 kita membutuhkan dua planet.
Tanda-tanda
dari global warming sendiri adalah:
·
Adanya
peningkatan suhu
·
Adanya fenomena
perubahan ekstrem
Yang
menyebabkan pemanasan bumi yaitu:
·
Gas rumah kaca
v Karbondioksida
(CO2)
v Metana
(CH4)
v Dinitroksida
(N2O)
v Hidrofluorokarbon
(HFCs)
v Perfluorokarbon
(PHFCs)
v Sulfurheksaflourida
(SF6)
·
Efek rumah kaca
·
Perubahan iklim
·
Pemanasan global
Pemanasan
global juga didominasi oleh bebrapa sumber, seperti:
·
Batu bara
·
Minyak bumi
·
Sampah
Global
warming sendiri menimbulkan berbagai macam dampak negatif, antara lain:
ü Gagal
panen
ü Ketersediaan
air berkurang
ü Kenaikan
air laut karena es di kutub mencair
ü Kerusakan
terumbu karang
ü Punahnya
sejumlah spesies
ü Naiknya
intensitas badai, kebakaran hutan, kekeringan, banjir dan gelombang panas
ü Naiknya
resiko perubahan mendadak dari iklim global
ü Berdampak
pada kesehatan manusia
ü Populasi
nyamuk meningkat drastis karena semua tempat hangat
Kita
memang tidak bisa menghentikan laju global warming. Tetapi, setidaknya, kita
bisa memperlambat laju global warming. Berikut ini merupakan hal-hal yang dapat
kita lakukan untuk memperlambat dan mengurangi laju dari global warming:
Memanfaatkan
matahari sebagai sumber energi
Melakukan
mitigasi
Beradaptasi
Green lifestyle
Memanfaatkan gas
metan dan kotoran sebagai sumber energi
Hemat listrik
Mengurangi
penggunaan AC
Hemat air
4R:
Ø Recycle
: mendaur ulang
Ø Reuse
: menggunakan kembali
Ø Reduce
: mengurangi
Ø Replant
: reboisasi
Mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor
Dan lain-lain.
Penutup
1. Tentang pengamatan
1.1. Tentang penyampaian materi dan
pengamatan sangat membangun dan cukup mempengaruhi kami sebagai pelajar untuk
semakin mengendalikan pemanasan global secara langsung maupun tidak langsung.
2. Tentang kebermanfaat kegiatan
2.1. Kegiatan tersebut sudah sangat
bermanfaat unuk menyadarkan kami dalam menjaga lingkungan hidup.
Daftar Pustaka
Soemarwoto,
Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:
Djambatan.
Indriyarto,
Ir. 2005. Ekologi Hutan. Bandar
Lampung: Bumi Aksara.
Amelia,
Suci. 12 November 2010. Artikel Penyebab Pencemaran Lingkungan.
(Online). (http://lhibie.blogspot.com/2010/11/artikel-penyebab-pencemaran-lingkungan.html).
Diakses tanggal 4 November 2012.
Ukhe.
19 April 2011. Pencegahan Global Warming. (Online). (http://uukkhhee.wordpress.com/2011/04/19/pencegahan-global-warming/).