25 Juli, 2013

Laporan Praktikum Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

PENDAHULUAN
1.      Tujuan Percobaan
1.1.   Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan.
1.2.   Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit.
2.      Dasar teori
2.1.   Pengertian larutan
Larutan merupakan campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.
a.  Zat terlarut adalah zat yang terdispersi dalam zat pelarut.
b. Zat pelarut adalah zat yang mendispersi komponen-komponen zat terlarut.
2.2.   Larutan elektrolit dan non elektrolit
2.2.1.      Larutan elektrolit adalah zat terlarut yang mengalami ionisasi sehingga di dalam larutan terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Larutan elektrolit dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Larutan elektrolit kuat
Adalah larutan yang memiliki jumlah ion yang sangat banyak sehinga daya hantar listriknya kuat.
b. Larutan elektrolit lemah
Adalah larutan yang jumlah ion-ion di dalam larutannya sedikit sehingga daya hantar listriknya lemah.
2.2.2.      Larutan non elektrolit adalah larutan yang di dalamnya tidak terdapat ion-ion sehingga tidak dapat menghantarkan listrik
2.3.   Macam-macam larutan.
2.3.1.      Asam klorida (HCl), termasuk asam kuat.
Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl. Garam dari asam hidroklarida HCl mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah mejadi Na+ dan CL-. NaCl memiliki manfaat, yakni:
1.    Biasa digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak besi oksida dari besi atau baja.
2.     Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan plastic polyvinyl chloride atau PVC.
3.     HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyaluminium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
4.     Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah industri.
5.     Asam klorida digunakan dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange resin)
2.3.2.      Asam asetat (CH3COOH)
Asam asetat atau yang lebih dikenal dengan nama asam cuka adalah golongan asam karboksilat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Asam asetat murni dikenal dengan nama asam asetat glacial yang memiliki titik leleh 16,6oC. Dalam kehidupan sehari-hari, asam cuka digunakan sebagai pemberi rasa asam pada makanan. Di dalam industri makanan, asam cuka digunakan untuk menurunkan pH. Asam cuka juga berfungsi sebagai zat pengawet yang di dalam industri, asam asetat biasa digunakan pada pembuatan serat selulosa asetat, plastik, zat warna, obat-obatan, dan lain-lain.
2.3.3.      Barium klorida (BaCl2)
Barium klorida adalah senyawa anorganik dengan BaCl2 formula. Ini adalah salah satu yang larut dalam air garam yang paling umum dari barium. Seperti garam barium lain, adalah beracun dan menanamkan warna kuning-hijau ke nyala api. Hal ini juga higroskopis. Sebagai garam, murah larut dari barium, barium klorida menemukan aplikasi luas di laboratorium. Hal ini umumnya digunakan sebagai tes untuk ion sulfat (lihat sifat kimia di atas). Dalam industri, barium klorida terutama digunakan dalam pemurnian larutan air garam pada tanaman klorin kaustik dan juga dalam pembuatan garam perlakuan panas, pengerasan baja, dalam pembuatan pigmen, dan dalam pembuatan garam barium lainnya. BaCl2 juga digunakan dalam kembang api untuk memberikan warna hijau terang. Namun, toksisitasnya membatasi penerapannya.
2.3.4.      Natrium hidroksida (NaOH)
Bahan kimia jenis alkali yang kuat yang digunakan dalam cairan pemasak  alkali; biasanya disebut juga kaustik soda atau lindi; NaOH.
2.3.5.      Amonium hidroksida (NH4OH)
Senyawa ini memiliki kegunaan:
1.    Di laboratorium banyak digunakan sebagai pereaksi analisis, baik kualitatif maupun kuantitatif.
2.    Dalam rumah tangga banyak digunakan dalam campuran obat pembersih sendok garpu perak dan barang logam lainnya.
3.    Dalam PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) digunakan untuk obat sengatan serangga untuk menetralkan asam racunnya.
4.    Dalam aneka industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asam nitrat, Na-karbonat, pupuk ZA, pengisi mesin pendingin (pengganti freon), pengawet lateks, dan lain-lain.
METODELOGI PRAKTIKUM
3.      Alat dan bahan
3.1.   Batang karbon 2 batang
3.2.   Kabel 4 buah yang telah dipasang dengan penjepit buaya
3.3.   Gelas beker 50 mL
3.4.   Penguji elektrolit (lampu 12 V)
3.5.   Baterai 9 V
3.6.   Kain lap
3.7.   Larutan natrium hidroksida (NaOH) 1 M
3.8.   Larutan asam klorida (HCl) 1 M
3.9.   Larutan barium klorida (BaCl2) 1 M
3.10.     Larutan natrium klorida (NaCl) 1 M
3.11.     Larutan asam cuka (CH3COOH) 1 M
3.12.      Larutan bensin
3.13.      Sabun cair
3.14.      Air
3.15.      Minuman berion
3.16.      Minuman bervitamin C
4.      Cara kerja
4.1.   Merangkai lampu, baterai, 2 batang karbon, kabel.
4.2.   Mengukur setiap larutan 25 mL, di tiap gelas beker.
4.3.   Memasukkan 2 batang karbon secara sejajar.
4.4.   Mengamati gejala yang terjadi (kurang lebih 1 menit)
4.4.1.      Adanya gelembung gas
4.4.2.      Nyala lampu
4.5.   Mencatat gejala yang terjadi.
4.6.   Mencuci batang karbon dengan air, lalu dikeringkan dengan tisu.
4.7.   Mengulangi langkah no. 1-6 dengan larutan yang berbeda.


5.      Hasil pengamatan
No.
Nama Larutan
Lampu
Gelembung
1.
Minuman bervitamin C
-
Banyak
2.
Minuman berion
-
Banyak
3.
Air sabun
Redup
-
4.
Barium klorida (BaCl2)
Redup
Banyak
5.
Natrium klorida (NaCl)
Redup
Banyak
6.
Asam asetat (CH3COOH)
-
Banyak
7.
Bensin
-
-
8.
Air
-
Sedikit
9.
Asam klorida (HCl)
Terang
Banyak
10.
Natrium hidroksida (NaOH)
Terang
Banyak

6.      Analisa data
6.1.   Berdasarkan hasil pengamatan, asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida dapat menghantarkan listrik dengan baik/ sempurna yang dibuktikan oleh nyala lampu yang terang.
6.2.   Berdasarkan hasil pengamatan, air sabun, barium klorida (BaCl2), dan natrium klorida (NaCl) dapat menghantarkan listrik, namun tidak sebaik/ sesempurna larutan elektrolit kuat yang dibuktikan oleh nyala lampu yang redup.
6.3.   Berdasarkan hasil pengamatan, minuman bervitamin C, minuman berion, asam asetat, (CH3COOH), bensin, dan air tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik yang dibuktikan oleh lampu yang tidak menyala. Hal ini dikarenakan



7.      Kesimpulan
7.1.   Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik/ sempurna karena terbentuknya muatan-muatan sempurna yang dibentuk oleh banyaknya ion-ion secara berlawanan.
7.2.   Larutan elektrolit lemah kurang dapat mennghantarkan listrik dengan baik/ sempurna karena muatan-muatan kurang sempurna yang dibentuk oleh sedikitnya ion-ion secara berlawanan.
7.3.   Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik karena larutan-larutan tersebut tidak terurai menjadi ion-ion, sehingga zat-zat tersebut tetap berwujud molekul-molekul netral yang tidak bermuatan listrik.



DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Redi. 11 Juni 2011. Amonia (Amonium hidroksida). (Online). (http://majalahkimia.blogspot.com/2011/06/amonia-amonium-hidroksida.html). Diakses tanggal 15 April 2013.
Bethz, Ellisa. 24 April 2013. Barium Klorida adalah Senyawa Anorganik dengan BaCl2 Formula. (Online). (http://id.scribd.com/doc/90952536/barium-klorida-adalah-senyawa-anorganik-dengan-bacl2-formula). Diakses tanggal 15 April 2013.
Deny. 24 Maret 2013. Asam Klorida dan Kegunaannya. (Online). (http://www.waterpluspure.com/asam-klorida-dan-kegunaannya). Diakses tanggal 15 April 2013.
Pudjaatmaka, Aloysius Hadyana. 2002. Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.
Santoso, Anwar. 2009. Rumus Lengkap Kimia SMA. Jakarta: Wahyu Media.

Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo.

30 Januari, 2013

Menggesek Biola Kehidupan


Rabu, 30 Januari 2013, saat di mana saya beserta teman-teman saya untuk bersama-sama menghayati spiritualitas karmel. Yakni terdiri atas doa, persaudaraan, dan pelayanan. Kami bertekad untuk menyegarkan jasmani dan rohani kami yang tertuang dalam Retret Siswa Kelas X di Batu. Saya sendiri tak sabar untuk menantikan kegiatan retret tersebut mulai malam kemarinnya. Saya berharap, saya menemukan kesalahan-kesalahan dalam hidup, serta mendapatkan hal-hal berharga dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan saya.
          Saya mulai dengan menyiapkan barang-barang yang akan dibawa dalam kegiatan tersebut. Besoknya, ketika saya masih pelajaran di sekolah, saya melihat begitu banyak wajah-wajah berseri menanti kegiatan kebersamaan tersebut. Saya pun yakin bahwa teman-teman akan mengikuti acara demi acara dengan antusias.
          Kami diberi waktu pulang pada pk. 12.00. Ketika sampai di rumah, saya langsung bersih-bersih diri dan meneliti kembali apa yang akan saya bawa nantinya. Jujur, saya adalah orang yang paling terlambat berkumpul di sekolah. Hal tersebut dapat terjadi karena saya mendengar pengalaman kelas-kelas yang lain bahwa acara mulai pk.16.00. Sedangkan kelas saya diharapkan berangkat pk.14.00. Dengan rasa menyesal, saya langsung mengajak teman-teman untuk segera berangkat.
          Sesampainya di sana, kami menunggu hingga pk. 16.00. Kami diarahkan menuju ruang makan untuk menyantap makanan ringan untuk menunda lapar. Setelah itu, kami diajak menuju ruang pertemuan untuk membentuk kelompok dan pembagian kamar. Setelah kami berbaur dengan teman-teman kami dalam kelompok, kami diajak untuk memohon perlindunganNya dalam acara ini beberapa hari ke depan. Lalu, kami pun menuju kamar kami masing-masing dan kembali ke ruang pertemuan.
          Sebagai awal dari materi-materi kami, Romo Sixtus menyambut kami dengan senang hati. Hingga kami diajak untuk menari dan bergoyang bersama. Kami sungguh merasa senang dibarengi canda tawa. Pada malamnya, kami diajak untuk mendalami spiritualias doa.
          Kami dibimbing Romo Sixtus, bahwa doa yang baik adalah doa yang keluar dari hati nurani. Kami diingatkan pada injil tentang Yesus yang menguji iman seorang ibu yang mengharapkan anaknya sembuh. Dari injil tersebut, saya sendiri menangkap bahwa saat kita memohon sesuatu kepada Tuhan, hendaknya diikuti rasa syukur dan berpikiran positif bahwa Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi kita. Kami juga diajak untuk mendoakan teman-teman kami.Setelah kami dibekali materi spiritualitas doa, kami menyantap hidangan yang telah disediakan.
          Dengan perut yang sudah kenyang, setelah makan malam , kami diajak oleh kakak Pembina, seperti Kak Marchell, Kak Willy untuk bermain. Suasana kami diwarnai dengan rasa senang dalam mengikuti game yang beraneka ragam. Puas bersenang-senang, kami pun diajak untuk mendalami kembali spiritualitas doa oleh kakak Pembina. Kegiatan kami tutup dengan doa malam disertai permohanan, lalu kami beristirahat.
          Hari kedua, kami diajak untuk berpetualang bersama mendaki Gunung Banyak. Kami bersiap-siap untuk menempuh perjalanan jauh dan medan yang berat dengan semangat yang berkobar-kobar. Kami awali perjalanan dengan doa, dan kami berangkat. Saat kami mulai menginjak tanah pegunungan, diri kami diwarnai dengan rasa jijik dan takut. Namun, dengan didorongkan oleh semangat pantang menyerah dan ingin mencapai suatu tujuan, pudarlah rasa negatif yang beraneka ragam.
          Akhirnya, tibalah kami di puncak Gunung Banyak. Hawa cukup dingin walaupun waktu menunjukkan pk. 09.00. setibanya di sana, kami mengucap syukur dan menyantap makanan dari kakak-kakak Pembina. Setelah itu, kami mengabadikan saat-saat berharga kami untuk ditambahkan dalam diary kehidupan kami. Hingga pk. 11.00 kami bersenang-senang, kami pun kembali ke Wisma Syalom tempat kami berkegiatan dengan rasa senang dan syukur. Sesampainya kami di sana, kami pun dipersilakan istirahat. Kakak-kakak Pembina juga menyediakan santapan jasmani dengan harapan agar kami tetap mengikuti kegiatan dengan antusias.
Hingga akhirnya, pk 16.00, kami diajak kakak-kakak Pembina untuk makan-makan ringan dan mendalami spiritualitas persaudaraan. Kami diberi petuah oleh Romo Sixtus dalam menjalankan roda persaudaraan dengan baik. Rasa saling menghargai, menyayangi, mencintai, dan kekompakan menjadi benih yang ditanamkan Romo kepada diri kami masing-masing. Kami pun diajak untuk mencintai teman-teman seperjuangan dengan menulis orang yang paling kami cintai di kelas ini. Saat dibacakan, rasa malu mendominasi perasaan kami.
Tiba waktu kami untuk menyantap santapan jasmani. Setelah kami puas dengan santapan jasmani tersebut, kami pun diajak kakak-kakak Pembina untuk bersenang-senang lewat serangkaian permainan yang melatih konsentrasi dan kekeluargaan. Dan acara puncak malam hari kedua, kami diarahkan untuk mengungkapkan uneg-uneg dalam hati kami.
Kami mengungkapkan apa yang dapat kami katakan. Ada yang merasa kurang nyaman dengan perilaku teman, ada rasa penyesalan, dan ada pula rasa yakin untuk mengungkapkan sesuatu. Saya pun ikut angkat bicara. Saya hanya menekankan bahwa dalam kelas X-10 ini banyak timbul pikiran-pikiran negatif  terhadap segala hal baik subjek maupun kondisi yang telah dilalui bersama. Saya hanya memberikan ajakan kepada teman-teman untuk selalu berpikiran positif terhadap segala hal. Acara hati ke hati kami tutup dengan saling minta maaf dan doa malam.
Hari terakhir kami larut dalam kebersamaan, kami diajak untuk bersyukur dan menghayati spiritualitas pelayanan. Pada hari ketiga ini, kami diajak untuk mewujudkan semangat doa dan persaudaraan lewat tindakan nyata, yang dituangkan dalam pembuatan komitmen kelas. Dan acara puncaknya, kami diajak untuk mengucap syukur dan menyampaikan permohonan dengan tulus lewat perayaan ekaristi. Rertet kami tutup dengan makan siang. Sepulangnya dari sana, saya sendiri merasa tak terbayang dapat begitu akrab dengan teman-teman.
Singkatnya, retret ini dapat dijadikan pedoman dan pengingat dalam menggesek biola kehidupan khususnya teman seperjuangan sehingga ikatan doa, persaudaraan, dan pelayanan menjadi bagian dari hidup kami yang sangat berharga. Terima kasih teman, terima kasih Dempo, dan syukur bagiMu, Allah Tritunggal!

Entri Populer