23 Oktober, 2011

Santo Ludovikus


SANTO LUDOVIKUS (LOUIS) IX [1214-1270]

25 Aug 2010 Leave a Comment
Cilandak, 25 Agustus 2010 
Saudari dan Saudaraku yang dikasihi Kristus, 
Perihal: Santo Ludovikus (Louis) IX [1214-1270] 
Hari ini, tanggal 25 Agustus, kita memperingati Santo Ludovikus IX, seorang raja negeri Perancis yang adalah juga seorang anggota Fransiskan sekular. Santa Elisabet dari Hungaria [1207-1231], seorang ratu dan Santo Ludovikus IX adalah para pelindung Ordo Fransiskan Sekular. 
Pada tahun 1226 Ludovikus IX dimahkotai sebagai Raja Perancis, ketika masih muda usia sekali (12 tahun), yaitu pada hari kematian ayahnya. Ibunya, Blanche dari Castile, memegang tampuk pemerintahan pada masa Ludovikus IX masih belum dewasa secara hukum. Ketika dia berusia 19 tahun, raja yang masih muda usia ini dinikahkan dengan Marguerite dari Province (12 tahun). Perkawinan mereka adalah sebuah perkawinan yang dipenuhi dengan cintakasih sejati, meskipun Ludovikus IX masih suka menunjukkan sifat/sikap angkuh dan tidak tenang. Perkawinan mereka dianugerahi dengan sepuluh orang anak. Pada hari pemahkotaannya sebagai seorang raja Perancis, Ludovikus mengikat dirinya oleh janji untuk berperilaku sebagai seseorang yang diurapi oleh Allah, sebagai bapak dari rakyatnya dan Tuan di dunia wakil dari sang Raja Damai. Raja-raja yang lainnya juga melakukan hal yang sama, tentunya. Namun Ludovikus IX memang berbeda, dalam arti dia menafsirkan tugas-tugas rajawinya dalam terang iman. Setelah budaya kekerasan yang menandai dua pemerintahan raja sebelum dirinya, raja Ludovikus IX membawa damai sejahtera dan keadilan ke negeri Perancis. 
Ludovikus IX memimpin pasukan tentaranya ikut Perang Salib ketika dia masih berusia 30 tahun. Pasukannya merebut Damietta yang terletak di tepian sungai Nil. Namun tidak lama kemudian pasukannya diserang wabah disentri. Tanpa dukungan dari pasukan lain, pasukan pimpinan Ludovikus IX menjadi terkurung pihak lawan dan kemudian menjadi tawanan perang. Ludovikus IX dan pasukannya dibebaskan, dengan syarat harus melepaskan Damietta dan membayar uang tebusan. Raja Perancis ini kemudian berdiam di Siria untuk beberapa tahun lamanya. Raja ini dikagumi sebagai seorang pemimpin pasukan Perang Salib. Dia juga dihormati teristimewa karena sumbangsihnya bagi negara dan bangsanya  berupa keprihatinannya akan keadilan dalam administrasi sipil negara. Dia menyusun berbagai regulasi bagi para pejabatnya, regulasi-regulasi mana menjadi yang pertama dari serangkaian hukum reformasi. Dia menggantikan proses pengadilan yang lama dengan suatu bentuk pemeriksaan saksi-saksi dan mendorong awal dari penggunaan catatan tertulis dalam pengadilan. 
Ludovikus IX selalu menghormati kuasa Sri Paus di Roma, namun dia juga membela kepentingan-kepentingan kerajaan terhadap para paus dan menolak untuk mengakui hukuman yang dijatuhkan Paus Innocentius IV [1243-1254] atas diri Kaisar Frederick II. Ludovikus IX sungguh seorang abdi rakyatnya. Dia sungguh melayani mereka, mendirikan rumah-sakit rumah-sakit, menyediakan waktu untuk mengunjungi orang-orang sakit, dan seperti orang kudus Bapa rohaninya, yaitu Santo Fransiskus dari Assisi, dia juga ikut merawat orang-orang kusta. Ludovikus IX mempersatukan – baik bangsawan maupun rakyat kebanyakan, baik para petani maupun para imam dan ksatria – oleh kekuatan kepribadian dan kesuciannya. Negeri Perancis berada dalam keadaan damai sejahtera untuk waktu yang cukup lama. Ludovikus IX meninggal dunia pada tahun 1270 pada waktu dia memimpin pasukan perang salib di tanah asing. Dia terkena penyakit menular ketika mengunjungi pasukannya yang banyak menderita sakit. Raja yang suci ini dikanonisasikan oleh Paus Bonifasius  VIII [1294/1295-1303] pada tahun 1297. 
Ludovikus IX adalah seorang raja yang berkemauan keras didukung oleh pikiran yang terpusatkan. Kata-katanya dapat dipercaya dan keberaniannya dalam medan pertempuran juga luarbiasa. Namun yang yang paling ‘hebat’ dari raja ini adalah cara dia menghormati siapa saja yang berurusan dengan dirinya, teristimewa ‘wong cilik’. Untuk kepentingan rakyatnya, dia mendirikan sejumlah katedral, gereja, perpustakaan dan panti asuhan. Dia berurusan dengan para pangeran dengan jujur dan adil. Ia mengharapkan di perlakukan sama oleh sang Raja segala raja, baginya dia mempersembahkan hidupnya, keluarganya dan negaranya. Setiap hari dia mengundang 12 tamu khusus di antara orang miskin untuk makan bersamanya di istana. Selama masa Adven dan  Prapaskah dia memberi makanan dan melayani siapa saja yang datang menemuinya. Dia membuat daftar dari orang-orang yang membutuhkan pertolongan untuk setiap provinsi dan secara teratur menolong mereka. Inilah yang dinamakan faith in action.
Demikianlah sedikit cerita tentang raja Ludovikus IX atau Louis IX dari Perancis. Ternyata pemimpin negara pun dapat melayani rakyatnya secara pribadi dan tulus, bukan dalam rangka tebar pesona demi popularitas pribadi. Kiranya contoh dari seorang awam yang suci ini dapat juga menjadi panduan informal bagi para anggota pimpinan Gereja kita juga. Bagaimana  umat menjadi semakin ‘hidup’ seandainya jarak antara pimpinan Gereja dan umat  kebanyakan menjadi semakin pendek, kesenjangan menjadi semakin menyempit. Informasi yang lebih lengkap tentang Santo Ludovikus IX dapat dilihat dalam situs/blog PAX ET BONUM ini dengan judul SANTO LUDOVIKUS IX (1214-1270); Kategori: ORANG-ORANG KUDUS FRANSISKAN. 
Berkat Allah Tritunggal Mahakudus senantiasa menyertai anda sekalian. 
Salam persaudaraan, 
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer